Memanggil Jodoh Dukungan Semesta 4 (Punya Standard)
![]() |
Beuh foto burung ini lagi ah ( foto:https://animals.desktopnexus.com) |
Ini nih kadang yang juga sering kita lupakan saat memanggil jodoh dukungan
semesta kita. Punya standard! Bukannya sok jual mahal. Tapi punya standard yang
jelas. Tahu maunya apa.
Misalnya udah niat ingin punya suami yang bertubuh lebih tinggi dari kita,
terus memaksa diri untuk menerima semua lelaki yang datang kepada kita untuk
bisa jadi calon suami, duh iya emang sih semuanya baik tapi sepengalaman gue
nih. Ada beberapa laki-laki yang juga punya standard untuk calon istrinya
bahkan ada yang rada ekstrem misalnya calonnya itu harus wajib kudu berkulit
putih bertubuh langsing plus mata belo plus pintar..eaaa...dan sebagainya. Request
sih request tapi kalau kayak gini gue langsung jiper trus kabur abis baca
profile begini. Minderrr ...
Nah, kalau laki-laki bisa punya standard begitu, terus kita kenapa gak gitu
loh. Kenapa gue bisa bilang begini. Yah, karena ada pengalaman yang berhubungan
dengan standard yang pernah gue rasakan
ketika dalam pencarian jodoh gue ini.
Jadi masuklah gue terdaftar jadi salah satu anggota website ta’aruf. Ya,
gausah disebut sih nama websitenya ntar gue disangka endorse lagi haha. Soalnya websitenya sih bener, cuman ya adalah
orang-orang yang lebay yang mencari jodoh kayak mau nyari Miss Beauty Peagant,
atau malah emang niat mau nyari assistan rumah tangga. Hey! Ini yang dicari
calon istri apa cari calon mbak buat bebersih rumah atau kamar kontrakan? Kalau
begitu mah bikin aja sayembaranya dengan headline profile: Dicari upik abu untuk membantu mengusir debu di rumah/kontrakan. Beres bukan?!
Sedih? Oh jangan. Kalau gue rasa sedih ama yang beginian mah udah
lewat. Untuk itulah maka kita juga perlu
punya standard yang pasti. Kita contek yang baik dan buang yang buruk. Gitu aja
sih. Jadi kita pun gak turut sakit hati karena gak cocok dengan kriteria calon
pasangan kita atau kelelahan menerima semua lamaran yang datang kepada kita.
Karena dengan punya standard, minimal kita punya panduan lah. Misalnya
begitu gak jadi sama salah satu anggota website kita gak perlu nangis kejer,
walau yah wajah si anggota website adalah dambaan sejuta umat di dunia aka
ganteng melintir, karena kita kan udah punya standard kita. Singkatnya ya
dengan standard sakit hati kita ya gak sakit-sakit banget lah. Karena itu tadi,
kita udah siap dengan konsekuensi bahwa ini loh yang gue cari, dan ini gak ada
di lo yah walau tadi walau orang yang bersangkutan itu ganteng sejagad raya.
Di kesempatan lain nih, gue pernah kenalan sama seorang laki-laki yang
berdasarkan dari pengakuan dirinya lewat CV yang dikirimkan, dia merupakan
jenis laki-laki yang alim dan sholeh. Dari semua list yang dia inginkan dari
seorang istri awalnya sounds baek-baek aja, tapi dia punya beberapa tambahan
khusus nih. Dia punya standard bahwa seorang yang dia gak sukai adalah orang
yang boros. Sementara gue sih jujur aja bilang, ya gue orangnya tuh boros,
apalagi kalau soal jajan makanan. Tapi alih-alih menerima jawaban jujur gue,
desye malah jadi semakin down. Tanpa kalimat apapun tak menjawab dengan tegas
bahwa dia gak tertarik dengan gue.
Padahal dalam taaruf pun ada cara etikanya gimana kalau kita gak tertarik
dengan seseorang. Gimana cara menyampaikannya yang enak kalau kita gak tertarik
dengan seseorang yang udah kita kenal lewat jalur taaruf. Bertanggung jawab
gituloh bukan dengan meninggalkan orang lain bertanya-tanya. Ini tuh mau dibawa
kemana. Dan menurut gue pernikahan itu ya mau gak mau akan membawa perubahan, bisa aja orang yang tadinya boros jadi irit, tadinya males jadi rajin atau ya tadinya jelek jadi cakep. Kalau kebalikannya ya, pasti ada yang gak berjalan dengan baik deh.
Buat para kaum laki-laki yah jadilah pria yang bertanggung jawab. Baik
sikap dan perkataannya. Jangan deh model begini, bikin bingung orang aja. Kalau
dia bilang, “mohon maaf sepertinya saya belum bisa melanjutkan perjalanan
taaruf kita karena...( jelasin dah alasannya) dsb” kan enak. Walau pahit tapi
ada penyelesaiannya yang baik. Gitu loh.
Yang jelas. Jangan diem aja ngeloyor ‘pergi tanpa pesan’. Hadauuuuhhh.. mau
jadi bapak kepala rumah tangga tapi masih”kau pergi tanpa pesan”. Kayak lagu
dangdutan aja yak. Itu mah jaman rikiplik. Kalu umur masih remaja sih yahh gak
masalahlah ( kita tahu kita sama-sama masih bodoh lah) tapi kalau umur udah 30
tahunan lewat dan masih “kau pergi tanpa pesan” mah gimana jadi orangtua buat
keluarga entar yah? Bisa bisa tanpa pesan terus dah. Mau punya bapak dari
anak-anak kita yang pergi tanpa pesan? Ini bocah apa laki-laki dewasa ya?
Itu maka gue saran buat para perempuan yang masih mencari atau menunggu
jodoh yang didukung semesta. Coba deh untuk tegas. Maunya apa gitu loh. Punyai
standard juga kayak para laki-laki diluar sana. Supaya hemat waktu kita dan gak
pakai nangis bombay karena menunggu terlalu lama untuk yang suka ‘pergi tanpa
pesan’ begini. Kita perempuan, kita strong
kok.
#jodoh #dukungan #semesta
Foto:
https://animals.desktopnexus.com
Comments
Post a Comment