Ketika Benang Tenun Lombok Berkisah
Tenun Lombok dari Lombokku Songketku di Telkom Craft 2018 ( Foto: Rike) |
Di
Telkom Craft 2018 (23/05/18) lalu, sebelum pulang dari pameran UKM Asli Indonesia di Jakarta
Convention Center ini saya sempat singgah di sebuah stand UKM Asli Indonesia yang menjual kain-kain tenun asal Lombok. Walau
sedang puasa beli kain, tapi mata ini gak bisa berbohong, saya tertuju pada seorang penenun kain Tenun
Lombok yang tengah bekerja menenun kain di depan stand Lombokku Songketku. Juga
kain tenun yang berjejer memanggil-manggil saya untuk mampir ke tempat mereka.
Saya
memperhatikan caranya menenun dengan benang-benang yang berwarna-warni. Kalau
biasanya saya pakai kain tenun, baik untuk syal atau jilbab. Itu karena merasa
motifnya lucu, aneh, unik dan warnanya menarik. Tanpa harus pusing bikinnya tuh
kayak apa. Pokoknya keren, gaya. Pokoknya pakai. Ga usah pusing bikinnya deh.
Warna-warni tenun Lombok di Telkom Craft 2018 ( Foto:Rike) |
Saya
sendiri punya kain tenun Lombok untuk ikat kepala bandana, yang dibeli 1997
bersama almarhumah mama tercinta, baru akhirnya warna kain itu memudar dan
menjadi lebih rapuh sekitar tahun 2017. Jadi lumayan lama ya sekitar 20 tahun
baru mengalami kerapuhan, itu pun karena terlalu sering dipakai. Sayangnya
sekarang di tahun 2018, kain tersebut sudah almarhum.hiks...
Tapi ya
Ini kali saya bisa lihat jelas kalau membuat tenun manual itu butuh banyak
benang, banyak peralatan kayu dan tentu saja butuh perhatian ekstra juga
sabarnya. Karena membuat kain Tenun Lombok itu membutuhkan waktu yang sebentar.
Apalagi untuk kain-kain yang sangat panjang dan lebar. Gak seperti mesin tenun
produksi pabrik yang bisa kapan saja mencetak dan memproduksi kain, mengunakan
mesin tenun manual itu butuh namanya proses.
Di UKM Asli Indonesia Lombokku Songketku,
saya menemui seutas benang yang sedang ditenun untuk menjadi kain. Benang itu
berwarna merah jambu. Selanjutnya mari kita sebut singkat namanya BM saja.
Bukan mawar loh ya, tapi ini benang yang saya wawancara hehe..
Penenun kain tenun Lombok di stand Lombokku Songketku |
Saya
(R): Jadi, Ben’ gimana kamu bisa sampai di Telkom Craft 2018?
Benang
Tenun Merah Jambu (BM): Saya dibawa dari rumah awal saya di Surabaya ke Lombok
oleh pemilik stand ini. Namanya M. Nizom Helmi. Kemudian saya disatupadukan
dengan benang lainnya, baik yang berasal dari Surabaya maupun dari rumah mereka
di Bali, untuk kemudian dibuat menjadi satu didalam sebuah kain Tenun Lombok.
Untuk benang selain yang seperti saya ini berwarna-warni, kami juga ada yang
terbuat dari benang dengan pewarna alami. Memang ketika di tenun tuh gak
se-glamour sepekat warna benang dengan pewarna kimiawi tapi kalau penyuka kain
tenun tanpa pewarna kimiawi menyukai, ya dipakai ke pesta..siapa takut!!
Nah
jadi setelah saya ditenun dalam kain di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Dari
Lombok, saya dibawa ke Jakarta untuk ikut berpameran di JCC Telkom Craft 2018.
Ya, ini
saya diantara kain-kain tenun Lombok yang lain kini akhirnya sampai juga di depan
matamu. Pemilik stand ini adalah UKMAsli Indonesia asal Lombok. Nama UKMasli Indonesia-nya Lombokku Songketku. Lokasi tokonya di Jalan Tenun
Sukarara, Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat.
Pemilik UKM Asli Indonesia Lombokku
Songketku ini sudah berdiri sejak lama, sekitar 8 atau 10 tahun lalu. Selain
dijual di toko, kami juga ada di blanja.com.
Ituloh website yang juga menjual produk-produk UKM Asli Indonesia dari Sabang sampai Merauke, itu ada semua. Coba
deh mampir ke blanja.com. Temukan
kain-kainnya Lombokku Songketku di blanja.com.
Tenun dengan benang pewarna alami lebih lembut warnanya (Foto:Rike) |
R: Ben,
Memang butuh berapa lama sih supaya bisa bikin kain secantik tenun lombok ini? Trus
yang bikin itu asli dari Lombok gitu?
BM:
Kalau untuk yang kain-kain pendek dan motifnya sederhana mungkin bisa selesai
cepat pengerjaannya sekitar 1 bulan tapi kalau untuk yang kainnya lebih panjang
dan motifnya rumit bisa lebih lama lagi penyelesaiannya.
R: Oh
menenun itu perlu kesabaran ekstra ya?
BM: Iya Mbak. Betul sekali.
Motif seperti ini pengerjaannya lebih mudah dan lebih cepat ( Foto:Rike) |
R: Trus
kalau untuk motif-motif itu gimana sih? Susah gak sih bikin motif?
BM: Kalau
untuk motif-motif mudah sederhana, penenun saya malah aslinya dari Subang- Jawa
Barat tapi karena sudah ikut suaminya yang asli Lombok bertahun-tahun, terus
belajar dari Ibu mertua yang memang mahir menenun kain tenun Lombok, akhirnya
penenun saya yang bernama Ruskesih itu mahir menenun kain tenun Lombok.
Siapapun bisa belajar untuk motif yang sederhana. Tapi ada beberapa motif
khusus yang harus dikerjakan oleh penenun asli Lombok.
R: Oh
gitu ya. Mosok sih? Jadi gak bisa sembarang orang yang menenun untuk motif
khusus gitu?
BM:
Iya. Penenunnya khusus harus berdarah atau keturunan asal Lombok. Gak bisa
sembarang orang. Penenun asal luar tidak boleh menenun motif itu.
R:
Memang ada aturannya gitu ya?
BM: Ya,
semacam itulah.
R:
Memang usia berapa seseorang bisa belajar tenun sih?
BM: Sebenarnya usia berapapun bisa belajar tenun
kalau diajarkan. Tapi di Lombok malah ada yang dari usia 4 tahun sudah bisa
belajar menenun.
Belajar menenun bisa dari usia dini juga ternyata ( Foto: Rike) |
R pun ber-uwow
amazing.
BM
tersenyum sambil terus melanjutkan proses ditenun oleh penenun bernama Ruskesih.
R: Nah
kalau selain saya nih, siapa lagi sih Ben’ penyuka kain tenun Lombok?
Tenun ikat yang dikerjakan oleh kaum laki-laki dan dibuat untuk baju laki-laki ( Foto: Rike) |
BM: Wah,
itu bisa siapa saja. Perempuan atau Laki-laki bisa suka kain Tenun Lombok.
Seperti kain Tenun Ikat yang mesinnya pakai kaki dan agak lebih rumit yang
koleksi bajunya ada di pojok depan itu, itu hanya dikerjakan oleh laki-laki,
didesain bajunya khusus untuk laki-laki, dan tentunya yang mengunakan ya
laki-laki.
Kain tenun di Lombokku Songketku |
BM: Kalau kain-kain untuk perempuan seperti di display ini biasanya ada selendang jadi keliatan lebih cantik sekaligus bisa jadi penghangat tubuh saat digunakan di acara pesta yang suhu ruangannya dingin seperti di gedung pernikahan. Nah tadi itu ada, seorang ibu yang berasal dari Palembang, Sumatera Selatan dan memang menyukai tenun juga songket dari seluruh Indonesia. Mbak, bisa lihat tadi dia langsung membeli ya. Memang tiap orang beda-beda seleranya, tapi kalau tahu cirikhas kain masing-masing daerah akan tahu kok mana yang cocok menemani hari-harinya.
R: Saya
jadi penasaran nih. Apa sih bedanya tenun dari Lombok dengan dari Bali?
BM:
sebentar saya panggil Bapak Nizomnya pemilik UKM Asli Indonesia Lombokku Songketku.
Benangnya keluar dari mesin tenun manual dan mengajak Bapak Nizom untuk mengobrol bersama di dalam stand.
Benangnya keluar dari mesin tenun manual dan mengajak Bapak Nizom untuk mengobrol bersama di dalam stand.
Bapak
Nizom ( NZ): Ya, bagaimana mbak? Oh, bedanya tenun Lombok dengan tenun khas
Bali ya? Nah, jadi kalau di tenun Lombok dengan Bali itu perbedaannya di
pinggiran kain tenunnya. Di kain tenun Lombok pinggirannya seperti ini
motifnya, kalau di Bali tidak seperti ini.(sambil memperlihatkan contoh pinggiran
kain tenun Lombokku Songketku kepada saya). Ohya kalau mampir ke Lombok jangan
lupa mampir ke toko saya ya Mbak.
Bedanya tenun Lombok dan Bali ya disininya ini, motif pinggirannyalah yang membuatnya beda ( Foto: Rike) |
R: Siyappp
pak! Tapi kalau naik pesawat ke Lomboknya mahal ya saya mampir ke blanja.com saja ya pak belinya. Terima
kasih ya Pak Nizom sudah boleh duduk-duduk, ngobrol dan mengamati cara menenun
kain tenun khas Lombok. Semoga makin maju UKMAsli Indonesia Lombokku Songketku. Terima kasih juga Benang.
Usai
mewawancarai benang merah jambu yang berada di antara kain yang sedang di tenun
penenun Ruskesih di depan stand UKM AsliIndonesia Lombokku Songketku, pun saya pamit juga kepada Bapak Nizom
pemilik UKM Asli Indonesia di Telkom
Craft 2018 itu. Saya harap dengan adanya Telkom Craft 2018 dan blanja.com sih bisa membuka peluang
sebanyak-banyaknya kepada semua teman-teman yang memiliki UKM AsliIndonesia yang berusaha mengerakkan roda ekonomi Indonesia dari segala
penjuru wilayah negeri tercinta ini.
Catatan: Tulisan ini merupakan hasil wawancara Rike dengan penenun Lombokku Songketku, Ruskesih dan Bapak Nizom, pemiliknya di standnya saat Telkcom Craft 2018 berlangsung.
Comments
Post a Comment