Terkejut Pedasnya Sambal Dayak di Telkom Craft 2018
Siap-siap terkejut dengan secuil sambal yang satu ini ya.. Sambal Dayak namanya ( Foto:Rike) |
Mendatangi pameran UKM Asli Indonesia Telkom Craft 2018
itu menjadi surga bagi saya. Bagaimana bukan surga? Saya yang turun bus di
halte Transjakarta FX Senayan itu lupa, kalau jalanan menuju ke lokasi pameran UKM Asli Indonesia Telkom Craft 2018
itu lumayan jauh kalau berjalan kaki buat saya yang gendut ini. Kalau hari masih pagi mungkin suasana
mendukung, tapi saya memilih datang siang hari (23/03/18). Dimana matahari
sebentar lagi masuk tepat diatas kepala saya. Dimana seharusnya saya bisa naik
ojek untuk mencapai lokasi dan saya tetap bisa tampil kece. Namun apalah daya,
terlanjur saya berjalan kaki di tengah hari bolong, bersimbah keringat menuju
lokasi pameran di Jakarta Convention Center (JCC). Alhasil sampai di pintu
masuk pameran UKM Asli IndonesiaTelkom Craft 2018 rasanya seperti mendapatkan rasa adem yang paripurna begitu.
![]() |
Ruang depan Telkom Craft yang adem itu dan bunga-bunga dimana mana (Foto:Rike) |
Bak ratu disambut datang. Selain
ruangan yang ber-AC dingin, bau semerbak wangi bunga sedap malam di tiap
sudutnya dan suara gamelan Bali mengiringi langkah saya masuk ke dalam JCC.
Mata saya juga tertuju kepada tampilan kain-kain cantik nan mengoda beraneka
motif yang dipajang di ruang depan pameran UKM Asli Indonesia Telkom Craft 2018. Sebelumnya memang salah satu rekan blogger
yang sudah berkunjung, Dian Ravi me-wanti-wanti agar kita semua menyiapkan
iman, karena kain-kain yang dijual di pameran UKM Asli Indonesia Telkom Craft 2018 ini begitu mengoda. Tapi
karena saya sedang puasa beli kain, jadi ya saya bismillah saja, tujuan saya mampir ke pameran UKM Asli Indonesia Telkom Craft 2018 ini adalah mencari cemilan
atau makanan atau minuman aneh asli dari Indonesia yang rasanya unik. Gak
bosenin dan gak ada duanya di dunia ini. Hehe..
Karena ternyata yang saya lewati
itu baru ruangan depan pameran UKM AsliIndonesia Telkom Craft 2018, belum tempat orang-orang berjual beli maka
saya harus melewati satu pintu lagi untuk masuk ke ruangan pameran. Dan benar
saja, seperti kata Dian Ravi. Saya bisa lihat di ruangan besar di dalam JCC itu
berjajar semua penjual kain-kain cantik aneka warna yang bikin otak saya bilang
UWOWWW! Ini buatan UKM Asli Indonesia
ya? Kepala saya nenggok kiri dan ke kanan kemudian terus membatin” Ihhh Lucuuu
Yaaa...” berkali kali tanpa didengar siapapun. Haha..
![]() |
Berjajar kain-kain tradisi Indonesia..Bung, ini asli! |
Tapi karena ingat saya ada janji,
bertemu dengan salah satu panitia dari blanja.com
yang meminta saya menemuinya di stand blanja.com.
Maka saya pun memutuskan untuk bergegas mempercepat langkah kaki saya untuk
bisa segera sampai di stand blanja.com.
Saya sebelumnya sempat bertanya kepada seorang bapak Satpam penjaga keamanan
dimana letak blanja.com. Si bapak
mengarahkan saya ke arah tengah ruang pameran, dimana terdapat stand blanja.com dengan tulisan besar.
Setelah clingak-clinguk, akhirnya saya bertemu dengan panitia dari blanja.com yang bernama Mbak Annisa dan
Mbak Ita Sembiring di depan stand blanja.com.
Mbak Annisa dari blanja.com kemudian
memberikan arahan, apa yang perlu diperhatikan bagi blogger yang mengikuti
lomba penulisan blog di pameran UKM AsliIndonesia Telkom Craft 2018 ini.
Mbak Annisa mengatakan bahwa blanja.com merupakan perusahaan yang berkembang dibawah naungan PT. Telkom. blanja.com
sendiri memberikan ruang kepada UKM Asli Indonesia untuk mengembangkan usahanya
secara online di blanja.com. Dimana
juga para konsumen dapat langsung membeli produk-produk UKM Asli Indonesia binaan
dari PT.Telkom yang melakukan pameran di Telkom Craft 2018 tersebut.
Jadi selain bisa membeli produk di acara Telkom Craft 2018, konsumen juga dapat
memesan produk kesukaannya lewat blanja.com.
Tak perlu jauh-jauh datang ke propinsi lain untuk membeli, karena bisa langsung
memesan online di blanja.com. Usai
diarahkan oleh Mbak Annisa, saya diperkenankan untuk berkeliling mencari ide
produk UKM Asli Indonesia yang mana yang cocok untuk diangkat dalam tulisan
saya.
Saya kemudian berkeliling mencari
stand cemilan atau makanan dan minuman yang ternyata ada di bagian belakang
dekat area bermain anak dan Box ruang pertemuan VIP. Awalnya saya ditawari
minuman oleh di salah satu stand. Minumannya cukup unik tapi saya tidak begitu
tertarik untuk menjadikannya bahan tulisan saya. Kemudian saya melihat terdapat
stand yang bisa mengajarkan bahasa Isyarat secara gratis. Saya sempat ikut dan
belajar bahasa isyarat. Saya lihat ada juga pengunjung pameran asal Jepang yang
juga bisa berbahasa isyarat. Namun ternyata bahasa isyarat di Jepang dengan
bahasa isyarat di Indonesia itu berbeda. Yang menyenangkan saya kini bisa tahu
bahwa bahasa isyarat untuk kata Indonesia itu berasal dari bendera indonesia
yang berkibar.
Saya kemudian dipanggil untuk
mencicipi sambal di sebuah stand. Di stand itu ada seorang ibu yang menjaga
stand. Tulisan diatas stand UKM AsliIndonesia-nya itu bernama Taraban Sambal Dayak. Ia mengatakan bahwa dirinya
berasal dari Kaltara atau Kalimantan Utara. Propinsi ini termasuk propinsi baru
buat saya, walau saya sempat tinggal lama di Putussibau - Kapuas Hulu,
Kalimantan Barat tapi saya penasaran tentang Kaltara.” Jadi Bu’ Kaltara itu
pecahannya propinsi Kalimantan yang mana ya?”, tanya saya maklumlah saya ini
telat mikir alias telmi. Si ibu pun menjelaskan dengan logat kalimantan,”
Kaltara itu dulunya pecahan propinsi Kalimantan Timur, mbak. Tarakan itu
sekarang masuk ke dalam Kaltara”. Saya pun meng-oh-kan si ibu. Tarakan begitu
familiar di telinga, karena waktu itu ada teman yang dapat tugas penelitian disana.
Sebab saya pikir dulu, yang namanya Kaltara itu merupakan pecahannya propinsi
Kalimantan Barat.
Seorang ibu membawa sambal memanggil saya untuk singgah ke standnya |
Oleh si ibu saya ditawarkan
keripik ikan goreng tepung kering krispy dengan cocolan sambal.” Ini dicoba
mbak, Sambal Dayak kami dari Kaltara. Kami mengunakan cabai yang diambil di
hutan belantara Kalimantan Utara. Nama cabainya cabai dayak. Cabai ini organik
tidak mengunakan pupuk kimia,” kata si ibu sambil memberikan sedikit cocolan
pada keripik ikan saya. Saya awalnya ragu, saya yang takut pedas meminta kepada
si ibu untuk tidak membubuhkan banyak-banyak Sambal Dayaknya kepada saya.
Disamping saya ada seorang anak kecil laki-laki seumur keponakan saya, mungkin
11-12 tahun ternyata mau ikutan mencoba Sambal Dayak yang ditawarkan si Ibu.
Lalu kami berdua pun mencoba mengunyah pelan-pelan Sambal Dayak yang diberikan
oleh si Ibu. Dan Yeahhh..kami pun merasakan kejutan luar biasa karena kepedasan
Sambal Dayak yang begitu membuat kami ingin langsung memohon ampunan kepada
Ilahi. Kimia di tubuh saya begitu hebat bereaksi pada sambal ini. Sebuah shock therapy yang tak biasa. Saya
mencoba meminta keripik ikan goreng tepung lagi pada si ibu untuk menetralkan
pedasnya Sambal Dayak yang mengigit di lidah. Saya pun izin pamit kemudian pada
si ibu. Namun lidah saya masih tetap merasakan pedasnya Sambal Dayak cocolan
keripik ikan itu.
Saya mencoba menetralkannya
dengan mencicipi makanan lain seperti abon sapi, namun pedasnya Sambal Dayak
masih terekam di kepala saya. Saya sudah coba sambal lain di stand yang berbeda
namun saya tidak menemukan rasa yang sama dengan Sambal Dayak yang saya coba di
stand dari Propinsi Kaltara itu. Bahkan saya sudah menjejalkan mulut saya
dengan Cireng (Aci digoreng makanan asal Jawa Barat) pun tetap rasa Sambal
Dayak terus memanggil-manggil saya untuk kembali. Walau saya sudah berkeliling
area pameran lumayan jauh dari lokasi stand pameran Sambal Dayak. Nampaknya ada
semacam panggilan nurani untuk ‘kembalilah ke jalan yang benar’ begitulah
kira-kira.
Selesai makan siang, saya pun
datang untuk singgah kembali ke stand Sambal Dayak itu. Dan saya berniat untuk
menuangkan pengalaman saya mencicipi Sambal Dayak ke dalam blog unuk lomba
penulisan, juga demi membelikan keponakan saya Sambal Dayak karena mereka kan
penyuka sambal sejati. Pokoknya apapun pakai sambal, bagi keponakan saya sambal
itulah bekal menambah nafsu makan bagi mereka. Coba saja tanya ketiga keponakan
saya itu langsung. Tak heran di meja makan rumah kedua kakak saya selalu
tersedia sambal baik berupa bentuk saus ataupun sambal botolan kecil. Maka itu
saya mau datangi stand Sambal Dayak untuk membelikan oleh-oleh untuk mereka
juga.
Si Ibu mengenali saya kembali.
Nama si Ibu ternyata Ibu Yuliatin. Bu Yuli, merupakan owner dari produk Sambal
Dayak ini. Sambal Dayak baru berumur satu tahun di bulan maret 2018 ini. Walau
baru satu tahun namun produk Sambal Dayak terus mengalami inovasi. Di awal mula
pembuatan Sambal Dayak, Ibu Yuli merasa sambalnya itu masih jauh dari standard.
Mulai dari pengemasannya hingga ke produk yang tidak dapat bertahan lama.” Hanya
tahan beberapa minggu saja,” kata Ibu Yuli.
Ibu Yuli penjual Sambal Dayak juga mempromosikan sambalnya kepada pengunjung lain |
Namun kemudian setelah ia
berdiskusi dengan banyak orang yang ditemuinya di Rumah Kreatif BUMN (RKB) Tarakan Telkom Indonesia dan mereka para
ahli mempunyai latar belakang di bidang per-sambal-an, maka produknya pun makin
hari makin berubah. Ini juga termasuk menempatkan disain pengemasan produk yang
lebih cantik, warna yang mengugah mata, dengan sentuhan motif Dayak Kalimantan
di sudut produk dan logo orang laki-laki Dayak yang berpakaian perang. ”Kini
saya juga sudah punya mesin segel. Ternyata mesin ini penting untuk menjaga
kualitas sambal sehingga tidak cepat kadaluarsa,” ucap Bu Yuli.
Sampai saat ini pun Ia terus
bersikap terbuka pada kritik dan saran dari siapapun, agar bisa membangun
produknya bisa meraih kesempatan di pasar yang lebih besar dan lebih ekspansif
ke depan nanti. Sambal Dayak Bu Yuli juga sudah memperoleh sertifikat halal
dari MUI dan tentu saja ada di blanja.com.. Ia juga mendapat bantuan dari pihak Pemprov Kaltara khususnya di bidang
pemberdayaan perempuan, ya itu tadi berupa mesin segel dan ia bekerjasama
dengan para ibu di sekitar rumahnya yang menganggur dan butuh pekerjaan.” Yah
daripada gak ngapa-ngapain lebih baik bantu berkarya bersama saya membuat
sambal,” lanjut Bu Yuli.
Beberapa orang pengunjung yang
datang ke stand Bu Yuli, diantaranya ada memang suka sambal dan ada yang tidak
doyan sambal namun ikut mencoba. Ada yang kemudian malah membeli produk Bu Yuli
yang lain karena tak tahan oleh rasa Sambal Dayak dan ada yang ikutan membeli Sambal
Dayak karena rasanya yang terus mengisi ruang-ruang mulut usai dimakan. Paduan
pas antara wangi ebi dan cabai yang sangat pedas buat saya memang pantas
memadukannya dengan nasi hangat, seperti saran Bu Yuli.” Bagi yang tak begitu
sambal tapi ingin mencoba Sambal Dayak, saran saya sih cukup berikan kecap
manis pada sambal kemudian beri perasan jeruk limo sehingga pedasnya
berkurang,” saran Bu Yuli lagi. Walau pengunjung ada yang mengidamkan
memakannya bersama nasi hangat tapi ada juga yang khawatir soal kolesterolnya
naik. Dan kepada mereka yang takut kolesterolnya naik karena makan sambal, Bu Yuli
juga memberi saran agar si pemakan sambal itu untuk berdoa dulu,” Ya Tuhan,
semoga Sambal Dayak ini menjadi obat dan hindarkanlah saya dari penyakit
kolesterol”. Begitu kata Bu Yuli menyebut doanya didepan saya dan para
pengunjung stand Sambal Dayak.
Nah, ia juga memberikan resep
enak makan sama Sambal Dayak ini. Selain bisa jadi bumbu nasi goreng, Sambal
Dayak juga enak buat penyetan.” Kalau di rumah nih saya biasanya bikin bandeng
presto itu digoreng. Kemudian dipenyet bersama Sambal Dayak kemudian digoreng
dan dipenyet lagi. Jadi sambalnya meresap sekali ke dalam daging ikan
bandengnya”, kata bu Yuli. Aduh bu, bikin meleleh air liur deh.
Bu Yuli juga bercerita bahwa anak
kecil yang makan sambalnya bersama itu ketika saya pergi, ia datang lagi ke
stand bu Yuli untuk ikutan mencicipi kembali Sambal Dayak lainnya. Ohya, jadi
nih Sambal Dayak itu punya beberapa varian rasa, diantaranya ada rasa Ikan
Pepija, rasa Udang Ebi, rasa Bandeng, rasa Cumi-Cumi dan rasa Kepiting Bakau.
Tak ada level kepedasan seperti di warung makan sambal penyetan yang sedang
ngehits tapi Sambal Dayak menawarkan rasa pedas khas di beberapa varian rasanya.
Untuk yang suka rasa pedas sekali
Bu Yuli menyarankan Sambal Dayak Udang Ebi dan Sambal Dayak Ikan Pepija, namun
yang masih ingin mencoba rasa yang lebih sedikit manis bisa mencoba Sambal
Dayak Kepiting Bakau dan Sambal Dayak Cumi-Cumi. Untuk ukurannya ada yang
botolan dan ada yang sachetan.“Rasa Sambal Dayak Kepiting Bakau agak sedikit
lebih manis. Karena kan daging kepiting sendiri sudah manis ya jadi sambalnya
terasa sedikit manis,” tutur Bu Yuli. Namun ya, walaupun menurut Bu Yuli itu
manis, ya sih memang manis, tapi tetap pedas buat saya. Tapi ya memang Sambal
Dayak Udang Ebi buat saya juara deh karena memang bikin zinggg gitu, seketika
aja syaraf-syaraf saya jadi kebangun karena secuil sambal ini. Menurut saya
begituloh ya. Kalau gak percaya, ya coba sendiri aja ya.
Nah untuk bahan-bahan yang
digunakan dalam sambal. Bu Yuli menyebut bahwa bahan-bahannya berasal dari
tempat tinggalnya di Tarakan Kaltara.” Semua bahan saya dapat dari Tarakan –
Kaltara. Kan di Kaltara banyak produk laut, saya ingin turut mempromosikan
produk Kaltara. Baik itu hasil laut dan cabai dayaknya”, jelas Bu Yuli. Namun
Bu Yuli yang dibantu oleh suaminya ini dalam berwirausaha, untuk cabai dayak
biasanya dijual oleh masyarakat sekitar di hari Senin dan Kamis maka itu
produksi sambal dilakukan berpola setiap minggunya sehingga terus dapat
berproduksi terus.
Saya sempat bertanya kepada Bu Yuli mengapa di sambalnya tidak keliatan tekstur daging cumi-cumi asinnya. Hanya tertinggal rasa cumi dan gurihnya saja." Oh Mbak itu kalau cumi-cumi kalau dagingnya dimasukan langsungkan teksturnya keras maka itu saya blender dulu jadi bubuk dan lembut tapi tak kehilangan citarasa dari daging cumi-cumi dalam Sambal Dayak", demikian ungkap Bu Yuli.
Bahan dasar Sambal Dayak Ibu Yuli, cabai rawit hutan Kaltara atau Cabai Dayak yang pedas itu (Foto:Rike) |
Menurut Bu Yuli, sebenarnya di
dalam sambalnya itu memiliki resep yang sama seperti sambal umumnya seperti ada
bawang dan cabai namun Sambal Dayak ini memiliki keunggulan lain seperti
pengunaan gula aren. Pemakaian gula aren inilah yang membuat sambalnya itu
menjadi berbeda dengan sambal lain pada umumnya, apalagi cabai rawit yang
dipetik oleh orang-orang Dayak Kalimantan di hutan belantara Kaltara itu
memiliki rasa yang berbeda. Diantara pengunjung yang datang juga sempat
mengambil cabai rawit yang ada di meja stand Sambal Dayak untuk di bawa pulang.”
Mereka ingin menanam juga di rumahnya,” kata Bu Yuli.
Tak hanya pengunjung yang membeli
langsung, di hari pertama pameran, ia kedatangan pengusaha restoran yang
tertarik dengan sambalnya. Tapi juga ada cerita lucu ketika ia menawarkan
sambalnya, usai memberikan secuil sambal dan keripik ikan kepada pengunjung,
ada pengunjung yang lari pergi begitu
saja cepat-cepat tanpa ada kata sepatah pun dan Bu Yuli yang khawatir lalu mengejar
pengunjung standnya itu. Ia kemudian menawarkan bantuan, tapi setelah ditanya
dan didekati si pengunjung tersebut hanya bilang,” Saya gak papa kok bu cuma
kepedasan saja”.
Pengunjung yang penasaran semua rasa dari Sambal Dayak ( Foto:Rike) |
Ia juga bercerita tentang
pengalamannya berpameran di Kinabalu, Malaysia. Dimana ia mendapatkan stand
untuk berdagang disana selama 3 hari namun produknya langsung ludes diborong
pembeli, terjual dalam 1 hari sebanyak 100 buah produk sambal yang dibawanya
dari Tarakan. Namun kemudian ia didatangi panitia yang mengomel kepadanya. Ia
pun bingung. Kenapa si panitia ini marah. Usut punya usut ternyata si panitia
ini kan memberikan waktu standnya Bu Yuli untuk 3 hari jadi produknya harus
tetap ada di display pameran selama 3 hari. “ Tapi mau gimana ya mbak? Kan
sehari langsung habis dibeli pembelinya masak kita mau nahan. Apalagi yang beli
para pelancong dari Singapura dan lainnya. Ya sudahlah”, katanya sambil tertawa
ringan. Dari acara itu, ia pun mengenal
pelanggan setianya dan ia kerap menitip jual kepadanya. Ia menjual
sedikit-sedikit ke Malaysia.” Yah kita kan UKM ya mbak. Jadi gak bisa gede-gede
jualnya. Jadi ya kita lewat jalan tikus”, tambahnya. Menurut saya Bu Yuli
hebat, walau masih UKM tetap mau produknya bisa untuk dapat diterima sampai ke
negeri jiran Malaysia. Semangat perang gerilya ala Indonesia bangetnya ituloh luar biasa. Saya sendiri belum tentu
bisa seperti Bu Yuli. Jadi saya ini gak cuma suka sama produknya buatan UKM Asli Indonesia semata, namun
spirit pemilik usaha yang bermental pejuang itu juga mendorong saya untuk
menyukai produk Sambal Dayak. Walau Bu
Yuli seorang perempuan, logo seorang laki-laki dayak berpakaian perang itu
cocok deh sama produk ini. Go Sambal Dayak Go!
Selesai mencicipi Sambal Dayak
dan keripik ikan goreng tepung Pepija yang menjadi produk andalan Bu Yuli, saya
pun membeli dua bungkus sachetan Sambal Dayak untuk keponakan saya. Yang rasa
udang ebi dan rasa ikan pepija. Saya harap hari Sabtu ini ketiga keponakan saya
lidahnya juga bakal ikutan terkejut oleh Sambal Dayak dari Kaltara ini. Jadi
bisa gantian, ikut kepedasan yang bikin ketagihan Sambal Dayak. Hihihi..saya
mau bikin mereka terkejut. Dan kalau habis ya tinggal beli ke blanja.com deh. Cuzz..
Omg, aku bacanya lgs bertekad hrus belii mba! :D. Aku suka banget pedeeees. Jd kalo udh nemu sambel unik dan pedes gini, bakalan deh aku coba :). Jd bisa dibeli di blanja.com yaa. Okee siiip :D.
ReplyDelete